Hiruk pikuk kota Sidoarjo saat ini, memiliki kekayaan kuliner yang tersembunyi yaitu di Kampung Bebek yang berlokasi di Desa Kebonsari, Kecamatan Candi. Desa ini tidak hanya menjadi tempat pemeliharaan bebek, melainkan menjadi pusat produksi telur asin yang berkualitas tinggi dan telah mendunia.
Menginjakkan kaki di Desa Kebonsari, pengunjung disambut patung bebek yang menjadi ikonnya. Tidak butuh waktu lama dalam menemukan rumah-rumah peternak ataupun penjual telur asin, karena peternak maupun penjual telur asin dilengkapi papan nama yang sebagai petunjuk.
Apa yang membuat telur asin Kampung Bebek Desa Kebonsari begitu istimewa? Kualitas yang unggul serta memiliki cita rasa yang khas sehingga menjadi incaran di pasar lokal maupun internasional. Telur asin ini memiliki warna sedikit kemerahan, tekstur lebih gurih, dan rasa yang mengingatkan pada udang, hasil dari pakan bebek yang diperkaya dengan kupang dan kepala udang yang kaya protein.
Tidak hanya itu, desa ini tidak menyia-nyiakan sumber daya bebeknya. Selain telur asin, bebek yang sudah tidak berproduksi telur, dagingnya dijual ke berbagai rumah makan di sekitar Sidoarjo. Bulu bebek dijadikan kerajinan tangan seperti dreamcatcher serta bando, sementara kotoran bebeknya diolah menjadi pupuk.
Dengan menjaga lingkungan sekitar, desa ini mencerminkan dari pemanfaatan seluruh bagian bebek tanpa menghasilkan limbah yang dapat merugikan ekosistem alam. Inilah yang membuat Kampung Bebek tidak hanya sekedar sentra produksi telur asin, akan tetapi dapat menjadi contoh keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana.
Dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 4.000 per butir, telur asin Kampung Bebek menjadi oleh-oleh wajib bagi yang berkunjung ke Sidoarjo. Selain menyuguhkan pengalaman unik dalam melihat proses pemeliharaan bebek, desa ini juga memanjakan lidah pecinta kuliner dengan kelezatan telur asin yang tak tertandingi.