Sejarah




Responsive image

Pembentukan Kelompok Awal

1992

Pada tanggal 2 Mei, kelompok awal peternak bebek dibentuk dengan 8 anggota. Ini menandai awal dari upaya kolektif di desa untuk memanfaatkan potensi peternakan bebek sebagai sumber penghidupan.

Responsive image

Peningkatan Minat

1995

Dengan banyak penduduk desa yang menganggur, mereka memutuskan untuk memelihara bebek. Sidoarjo pun menjadi kota dengan banyak peminat produk bebek, menarik perhatian pembeli dari kota Surabaya dan hingga ke Kalimantan.

Responsive image

Perluasan Usaha dan Pengakuan Pemerintah

1995-1997

Semakin banyak warga yang menjadi peternak bebek, dengan sekitar 90% populasi desa terlibat. Sekitar 70% dari satu RW ikut terjun dalam bidang ini. Pemerintah daerah mengakui potensi ini dan menawari Kampung Bebek untuk mengikuti lomba ketahanan pangan, yang mereka menangkan. Pembukuan desa menunjukkan pendapatan mencapai 1.2 M, mendorong inovasi produk seperti telur asin goreng.

Responsive image

Puncak Penjualan

1998

Kampung Bebek mencapai puncak penjualannya dengan pesanan mencapai 200 ribu per minggu, menunjukkan kesuksesan besar dari usaha kolektif mereka.

Responsive image

Pengembangan dan Inovasi

Sekarang

Setelah memperkenalkan inovasi seperti telur asin goreng, minat terhadap produk Kampung Bebek meningkat. Produk awal adalah telur bebek, dan bebek yang sudah tidak bertelur diolah menjadi bebek goreng, dengan siklus produksi setiap 6 bulan dari masa bertelur.